fbpx
  • Privacy & Policy
  • Kontak
  • Tentang Kami
    • Profil
    • Redaksi dan Manajemen
    • Dewan Penasihat
  • Mata Air di Dunia
    • Arabic
    • Deutsch
    • English
    • Spanish
    • Turkish
  • FAQ
  • Kirim Artikel
  • Karir
Friday, February 26, 2021
  • Login
Majalah Mata Air
Advertisement
  • Beranda
  • Sains
    Ibnu Sina, Seorang Ilmuwan Teladan

    Ibnu Sina, Seorang Ilmuwan Teladan

    Hai Budi, Ini Aku Paru-parumu

    Hai Budi, Ini Aku Paru-parumu

    Jika Ludah Tak Ada

    Jika Ludah Tak Ada

    Berguru ke Alam Terkembang

    Berguru ke Alam Terkembang

    Batubara, Berlian, dan Manusia

    Batubara, Berlian, dan Manusia

    Kapan Sebaiknya Kita Makan Buah?

    Kapan Sebaiknya Kita Makan Buah?

    Hai Budi, Ini Aku Hatimu !

    Hai Budi, Ini Aku Hatimu !

    Mengapa Kita Membolak-balikkan Badan Selama Tidur?

    Mengapa Kita Membolak-balikkan Badan Selama Tidur?

    Bisakah Melahirkan Lewat Perut?

    Bisakah Melahirkan Lewat Perut?

  • Budaya
    Al-Andalus, Hilangnya Sebuah Peradaban

    Al-Andalus, Hilangnya Sebuah Peradaban

    Sebuah Bencana Besar

    Sebuah Bencana Besar

    Rasa Percaya Diri yang Disalah Pahami

    Rasa Percaya Diri yang Disalah Pahami

    Sepasang Sepatu Baru

    Sepasang Sepatu Baru

    Nafsu Tak Pernah Bisa Dipercaya

    Nafsu Tak Pernah Bisa Dipercaya

    Peran Haji pada Rasa Kebangsaan Indonesia

    Peran Haji pada Rasa Kebangsaan Indonesia

  • Spiritualitas
    Bagaimana Menilai Dunia Dalam Kondisi Sekarang?

    Bagaimana Menilai Dunia Dalam Kondisi Sekarang?

    Apakah Niat Bisa Menyelamatkan Manusia?

    Apakah Niat Bisa Menyelamatkan Manusia?

    Rasa Ego Dalam Diri Manusia

    Rasa Ego Dalam Diri Manusia

    Asal-usul Tasawuf

    Asal-usul Tasawuf

    Sufi

    Sufi

    Sebuah Sistem Vital: Pembekuan Darah

    Sebuah Sistem Vital: Pembekuan Darah

  • WorkshopBaru
  • Mata Air On AirBaru
  • Event
    • Liputan
    • Lomba Baca
      • Semua Membaca Rasulullah
        • Try Out
        • Pembahasan Try Out Cahaya Abadi
        • Pembahasan Try Out Sirah Nabawiyah
        • Ujian Akhir
        • Pembahasan Ujian Cahaya Abadi
        • Pembahasan Ujian Sirah Nabawiyah
        • Seminar
          • Seminar 1
          • Seminar 2
          • Seminar 3
        • Kuis
          • Kuis 1
          • Kuis 2
          • Kuis 3
  • Arsip
    • Quotes Mata Air
  • Berlangganan
  • Paket Majalah
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Sains
    Ibnu Sina, Seorang Ilmuwan Teladan

    Ibnu Sina, Seorang Ilmuwan Teladan

    Hai Budi, Ini Aku Paru-parumu

    Hai Budi, Ini Aku Paru-parumu

    Jika Ludah Tak Ada

    Jika Ludah Tak Ada

    Berguru ke Alam Terkembang

    Berguru ke Alam Terkembang

    Batubara, Berlian, dan Manusia

    Batubara, Berlian, dan Manusia

    Kapan Sebaiknya Kita Makan Buah?

    Kapan Sebaiknya Kita Makan Buah?

    Hai Budi, Ini Aku Hatimu !

    Hai Budi, Ini Aku Hatimu !

    Mengapa Kita Membolak-balikkan Badan Selama Tidur?

    Mengapa Kita Membolak-balikkan Badan Selama Tidur?

    Bisakah Melahirkan Lewat Perut?

    Bisakah Melahirkan Lewat Perut?

  • Budaya
    Al-Andalus, Hilangnya Sebuah Peradaban

    Al-Andalus, Hilangnya Sebuah Peradaban

    Sebuah Bencana Besar

    Sebuah Bencana Besar

    Rasa Percaya Diri yang Disalah Pahami

    Rasa Percaya Diri yang Disalah Pahami

    Sepasang Sepatu Baru

    Sepasang Sepatu Baru

    Nafsu Tak Pernah Bisa Dipercaya

    Nafsu Tak Pernah Bisa Dipercaya

    Peran Haji pada Rasa Kebangsaan Indonesia

    Peran Haji pada Rasa Kebangsaan Indonesia

  • Spiritualitas
    Bagaimana Menilai Dunia Dalam Kondisi Sekarang?

    Bagaimana Menilai Dunia Dalam Kondisi Sekarang?

    Apakah Niat Bisa Menyelamatkan Manusia?

    Apakah Niat Bisa Menyelamatkan Manusia?

    Rasa Ego Dalam Diri Manusia

    Rasa Ego Dalam Diri Manusia

    Asal-usul Tasawuf

    Asal-usul Tasawuf

    Sufi

    Sufi

    Sebuah Sistem Vital: Pembekuan Darah

    Sebuah Sistem Vital: Pembekuan Darah

  • WorkshopBaru
  • Mata Air On AirBaru
  • Event
    • Liputan
    • Lomba Baca
      • Semua Membaca Rasulullah
        • Try Out
        • Pembahasan Try Out Cahaya Abadi
        • Pembahasan Try Out Sirah Nabawiyah
        • Ujian Akhir
        • Pembahasan Ujian Cahaya Abadi
        • Pembahasan Ujian Sirah Nabawiyah
        • Seminar
          • Seminar 1
          • Seminar 2
          • Seminar 3
        • Kuis
          • Kuis 1
          • Kuis 2
          • Kuis 3
  • Arsip
    • Quotes Mata Air
  • Berlangganan
  • Paket Majalah
No Result
View All Result
Majalah Mata Air
No Result
View All Result
Home Spiritualitas

Cinta

by Mata Air
September 17, 2020
in Spiritualitas
Reading Time: 4min read
Share on WhatsappShare on FacebookScan and read on your phone

Cinta adalah bagian terpenting dari setiap makhluk. Ia adalah cahaya  paling cemerlang dan kekuatan paling dahsyat yang dapat melawan dan mengatasi semua musuh dan permasalahan. Cinta mengangkat setiap jiwa yang meresapinya, dan mempersiapkan jiwa itu untuk perjalanan menuju keabadian. Jiwa yang mampu membangun hubungan dengan keabadian melalui cinta, memacu dirinya untuk mengilhami jiwa-jiwa lain untuk memperoleh hal yang sama. Jiwa itu membaktikan hidupnya untuk tugas suci ini, yang demi tugas tersebut, ia rela memikul segala penderitaan yang paling pedih, dan seperti ketika ia melafalkan “cinta” pada hembusan nafas terakhirnya, ia juga akan mengucapkan “cinta”  ketika diangkat pada Hari Pembalasan kelak.

 

Tidaklah mungkin jiwa yang tak memiliki cinta dapat naik ke langit kesempurnaan manusia. Meskipun ia hidup beribu tahun, ia tak akan mampu melangkah menuju kematangan dan kesempurnaan. Mereka yang kehilangan cinta, seperti orang-orang yang terperangkap dalam sikap mementingkan diri sendiri, tidak mampu mencintai orang lain dan benar-benar tidak menyadari cinta yang tertanam dalam-dalam pada setiap entitas yang ada.

 

RelatedArticles

Bagaimana Menilai Dunia Dalam Kondisi Sekarang?

Apakah Niat Bisa Menyelamatkan Manusia?

Seorang anak disambut dengan cinta ketika ia lahir, dan tumbuh dalam suasana hangat dari jiwa-jiwa yang penuh kasih sayang. Meskipun anak-anak mungkin tidak merasakan cinta dengan kadar yang sama pada fase kehidupan berikutnya, mereka selalu merindukan dan mengejar hal itu selama hidup mereka.

 

Ada banyak bias cinta pada paras matahari; air menguap, naik membubung tinggi, dan setelah mengembun dalam tetesan-tetesan di bubungan tinggi itu, tetesan-tetesan itu jatuh dengan riangnya ke kalbu bumi pada sayap-sayap cinta. Lalu, ribuan kuntum bunga bermekaran bersamaan dengan cinta, menawarkan senyuman indah ke sekeliling. Embun menetes pada dedaunan membiaskan cinta dan berkelap-kelip dengan jenakanya. Domba dan anak-anaknya mengembik dan berjingkrakan dengan cinta, dan burung-burung serta anak-anak ayam bercicitan dengan cinta memadukan suara cinta.

 

Setiap makhluk ambil bagian dalam orkestra paripurna cinta di dunia dengan simfoni khasnya dan mencoba menampilkannya, sesuai dengan kehendaknya dan sukarela atau dengan di luar kehendaknya, mau tidak mau digerakkan oleh sifat bawaannya, aspek cinta yang begitu dalam yang ada pada kehidupan.

 

Cinta melekat pada jiwa manusia sebegitu dalam sehingga banyak orang rela meninggalkan negrinya untuk mengejar cinta, banyak rumah tangga hancur, dan di tiap sudut seorang Majnun mendesah dengan cinta, merindukan Layla.[1]  Bagi mereka yang belum menemukan cinta yang ada pada diri mereka, penjelmaan cinta seperti itu dianggap sebagai keganjilan!

 

Mementingkan orang lain dan  hidup untuk menghidupkan orang lain  adalah sikap mulia yang dimiliki manusia, dan sumbernya adalah cinta. Siapa pun yang memiliki andil terbesar dalam masalah cinta ini, merekalah pahlawan kemanusiaan paling hebat; orang-orang ini telah mampu mencabut perasaan benci dan dendam pada diri mereka. Pahlawan-pahlawan cinta ini akan senantiasa hidup bahkan setelah mereka tiada. Angin dingin tidak akan melayukan bunga mereka. Jiwa-jiwa agung ini, yang tiap hari menyalakan suluh cinta yang baru dalam alam batin mereka dan menjadikan hati sebagai sumber cinta dan altruisme (pengorbanan), serta akan memasuki kalbu tiap manusia dengan cara dan jalan dan ada di dunia perasaan, disambut dan dicintai masyarakat. Mereka berhak untuk memasuki kehidupan abadi atas ridha Yang Mahaadil. Bukan saja kematian atau kefanaan, kiamat pun takkan mampu  melayukan bunga mereka, tak bisa meruntuhkan mereka atau menghapus jejak mereka. 

 

Seorang ibu yang rela mati demi anaknya adalah pahlawan kasih sayang; orang-orang yang membaktikan hidupnya  untuk bangsa dan masyarakat, demi kebahagiaan orang lain adalah “pejuang dan pembela bangsa yang gagah berani”, dan mereka yang hidup dan mati untuk kemanusiaan diabadikan dengan monumen-monumen yang takkan hilang yang pantas untuk disematkan ke dalam hati kemanusiaan. Di tangan para pahlawan ini, cinta menjadi obat mujarab untuk mengatasi setiap hambatan dan kunci untuk membuka setiap pintu. Mereka yang memiliki obat mujarab dan kunci seperti ini lambat atau cepat akan dapat menguak gerbang semua belahan dunia dan menyebarkan semerbak wangi ketentraman di mana pun, dengan mengenakan rangkaian bunga cinta di tangan.

 

Jalan pintas untuk menaklukkan  hati manusia adalah jalan cinta. Cara agar langsung sampai pada hati  manusia adalah cara cinta. Jalan cinta adalah jalannya para Nabi. Mereka yang menempuh jalan ini tidak akan ditolak, kalaupun ditolak oleh segelintir orang, mereka disambut dengan gembira oleh ribuan lainnya. Sekali mereka diterima dengan cinta di hati manusia semua permasalah pasti terselesaikan pula. tak akan ada yang mampu menghalangi mereka untuk meraih cita-cita gemilang, mendapatkan ke–ridhaan Tuhan.

 

Betapa bahagia dan melimpahnya mereka yang menjadikan cinta sebagai pemandu, petunjuk di jalan hidupnya. Sebaliknya, betapa malangnya mereka yang melakoni kehidupan “tuli dan bisu”, tidak menyadari hakikat cinta yang berada dalam jiwa mereka!

 

Ya Allah Yang Mahaagung! Hari ini ketika benci dan dendam meruap di mana-mana seperti gumpalan-gumpalan kegelapan, kami berlindung di bawah Cinta-Mu yang tak berbatas dan tunduk memohon dengan sangat di pintu-Mu, agar Engkau memenuhi hati hamba-hamba-Mu yang jahat dan bengis dengan rasa manisnya cinta dan kasih sayang!

 

***

 

Artikel ini ditulis pada bulan Maret 1987 dan aslinya muncul di Yitirilmiş Cennete Doğru, Nil, Izmir, 1988, dan dalam edisi bahasa Inggrisnya Toward the Lost Paradise, Kaynak, Izmir, 1998, Edisi kedua, hal. 43-45.

 

[1] Layla dan Majnun adalah dua sejoli yang dimabuk cinta dalam kisah legendaris literatur Timur.

 

Tags: Spiritualitas
Previous Post

Apakah Substansi dan Esensi Allah?

Next Post

Harapan

Mata Air

Mata Air

Related Posts

Bagaimana Menilai Dunia Dalam Kondisi Sekarang?
Spiritualitas

Bagaimana Menilai Dunia Dalam Kondisi Sekarang?

October 15, 2020
Apakah Niat Bisa Menyelamatkan Manusia?
Spiritualitas

Apakah Niat Bisa Menyelamatkan Manusia?

October 15, 2020
Load More

Discussion about this post

POPULAR POST

  • Buku atau Gadget

    Buku atau Gadget

    547 shares
    Share 219 Tweet 137
  • Fenomena Ayat Ayat Kelautan

    531 shares
    Share 212 Tweet 133
  • Kopi Yang Tergantung

    533 shares
    Share 216 Tweet 132
  • Kisah Persahabatan dalam Sicupak Lada

    524 shares
    Share 210 Tweet 131
  • Kejujuran

    516 shares
    Share 207 Tweet 129

Majalah Mata Air menyuguhkan bahan bacaan untuk mengembangkan cakrawala pemikiran.

Ikuti Kami

Kategori

  • Budaya
  • Sains
  • Spiritualitas

Tags

2014 2015 Abdullah Demir Ahmet Tașkıran Antony P. O’connell Astri Katrini Alafta Astronomi B. Mümtaz Aydın Biologi Budaya Bukit-bukit Zamrud Kalbu Cerita Dr. Ali Unsal Dr. Arslan Mayda Dr. F. Osmanoglu Dr. Haluk Nurbaki Dr. Mücteba Müezzinoğlu Dr. S.E. Konuk Dr. Selim Aydın Dr. Veli Karabuğa Esai - Cerita Hikmah Hikmah - Akhlak Kedokteran Kedokteran - Kesehatan Kesehatan M. Fethullah Gülen Pendidikan Pilihan Editor Prof. Dr. Irfan Yılmaz Prof. Dr. Osman Çakmak Prof.Dr. Ömer Arif Ağaoğlu Psikologi Puisi Sains Sejarah Spiritualitas Tanya - Jawab Volume 1 Nomor 1 Volume 1 Nomor 2 Volume 1 Nomor 3 Volume 1 Nomor 4 Volume 2 Nomor 5 Volume 2 Nomor 6 Zoologi

Artikel Terbaru

Ibnu Sina, Seorang Ilmuwan Teladan

Ibnu Sina, Seorang Ilmuwan Teladan

January 29, 2021
Hai Budi, Ini Aku Paru-parumu

Hai Budi, Ini Aku Paru-parumu

January 29, 2021
  • Privacy & Policy
  • Kontak
  • Tentang Kami
  • Mata Air di Dunia
  • FAQ
  • Kirim Artikel
  • Karir

© 2020 Majalah Mata Air - Membaca Kehidupan.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Sains
  • Budaya
  • Spiritualitas
  • Workshop
  • Mata Air On Air
  • Event
    • Liputan
    • Lomba Baca
      • Semua Membaca Rasulullah
  • Arsip
    • Quotes Mata Air
  • Berlangganan
  • Paket Majalah

© 2020 Majalah Mata Air - Membaca Kehidupan.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In